PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBAHASA LISAN SD
Tentang
“Hakikat Menyimak, Pengertian Menyimak
dan Tujuan Menyimak”
Oleh
Kelompok 7:
1. Ezy
Zurriyati (1200651)
2. Dise
Suriati (1200644)
3. Rina
Mayasari (1200652)
4. Maria
Sukma (1200646)
SEKSI:
Reguler 13
Dosen
Pembimbing: Nur Azmi Alwi,S.S,M.Pd
PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UPP IV
BUKITTINGGI
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2014
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan,
Djago. 2005. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Santosa,
Puji, dkk. 2010. Materi Pembelajaran
Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
HAKIKAT MENYIMAK, PENGERTIAN MENYIMAK
DAN TUJUAN MENYIMAK
A.
HAKEKAT MENYIMAK
Menyimak
adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh
informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah
disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Dengan menyimak seseorang dapat
menyerap informasi atau pengetahuan yang disimaknya. Menyimak juga mempelancar
keterampilan berbicara dan menulis. Semakin baik daya simak seseorang maka akan
semakin baik pula daya serap informasi atau pengetahuan yang disimaknya.
Hakikat menyimak berhubungan dengan
mendengar dan mendengarkan, Subyantoro dan Hartono (2003:1–2) menyatakan bahwa
mendengar adalah peristiwa tertangkapnya rangsangan bunyi oleh panca indera
pendengaran yang terjadi pada waktu kita dalam keadaan sadar akan adanya
rangsangan tersebut, sedangkan mendengarkan adalah kegiatan mendengar yang
dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian terhadap apa yang didengar, sementara
itu menyimak pengertiannya sama dengan mendengarkan tetapi dalam menyimak
intensitas perhatian terhadap apa yang disimak lebih ditekankan lagi.
B.
PENGERTIAN MENYIMAK
Beberapa pengertian menyimak dari
berbagai pendapat para ahli yaitu :
1. Tarigan (1994:28) menyatakan bahwa
Menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan dengan
penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh
informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah
disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
2. Anderson (dalam Tarigan 1994:28)
Menyimak adalah proses besar mendegarkan, mengenal, serta menginterpretasikan
lambang-lambang lisan. Menyimak dapat pula bermakna mendengarkan dengan penuh
pemahaman dan perhatian serta apresiasi (Russell & Russell; Anderson dalam
Tarigan 1994:28).
3. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Menyimak (Mendengar,memperhatikan) mempunyai makna dapat menangkap
bunyi dengan telinga. Sadar atau tidak, kalau ada bunyi maka alat pendengaran
kita akan menangkap atau mendengar bunyi-bunyi tersebut. Kita mendengar suara
itu, tanpa unsur kesengajaan. Proses mendengar terjadi tanpa perencanaan tetapi
datang secara kebetulan. Bunyi-bunyi yang hadir di telinga itu mungkin menarik
perhatian, mungkin juga tidak. Mendengarkan atau menyimak merupakan proses
menangkap pesan atau gagasan yang disajikan melalui ujaran
4. Russel, Menyimak bermakna memdengarkan
dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. (Russell 1959)
5. Akhadiah (dalam Sutari, dkk.
1998:19) ialah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa
mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung
di dalamnya. Kemampuan menyimak dapat diartikan pula sebagai koordinasi
komponen–komponen kemampuan baik kemampuan mempersepsi, menganalisis maupun menyintesis
6. Tarigan (1991:4) menyatakan bahwa
menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang
terkandung di dalamnya.
7. Underwood, Menyimak ialah kegiatan mendengar
atau memperhatikan baik – baik apa yang diucapan orang, menangkap dan memahami
makna dari apa yang didengar.
8. Sabarti, Menyimak adalah suatu
proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi,
menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya
9. Baver, Menyimak adalah kemampuan
seseoarang untuk menyimpulkan makna suatu wacana lisan yang didengar tanpa
harus menerjemahkan kata demi kata.
10. Urbana, Menyimak adalah suatu
proses penulisan bahasa yang dimaknai kedalam pikiran.
11. Djago
Tarigan, Menyimak dapat didefinisikan
sebagai suatu aktifitas yang mencakup kegiatan mendengar dari bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung dalam bahan
simakan. Menyimak dapat dikatakan mencakup mendengar, mendengarkan dan disertai
usaha pemahaman. Pada peristiwa menyimak ada unsur kesengajaan, direncanakan
dan disertai dengan penuh perhatian dan minat.
12. Menurut Drs. Hanapi
Natasasmita, Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek
yang disimak.
Jadi, Kesimpulannya Menyimak adalah suatu proses kegiatan
mendengarkan bunyi baik bunyi nonbahasa dan bunyi bahasa dengan penuh
pemahaman, perhatian, apresiasi, serta interprestasi, dengan menggunakan
aktivitas telinga dalam menangkap pesan yang diperdengarkan untuk memperoleh
informasi dan memahami isi yang disampaikan bunyi tersebut.
C.
TUJUAN MENYIMAK
Tujuan utama dari menyimak
yaitu Menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat
dalam bahan simakan.
1)
Mendapatkan Fakta
Pengumpulan
fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kegiatan pengumpulan fakta atau
informasi melalui menyimak dapat berwujud dalam berbagai variasi. Misalnya
mendengarkan radio, televisi, penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah,
percakapan dalam keluarga, percakapan dengan tetangga, percakapan dengan teman
sekerja, sekelas dsb. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi ini di kalangan
pelajar dan mahasiswa banyak sekali dilakukan melalui menyimak. Fakta yang
diperoleh melalui kegiatan menyimak ini kemudian dilengkapi dengan kegiatan
membaca atau mengadakan eksperimen.
2)
Menganalisis Fakta
Fakta atau
informasi yang telah terkumpul perlu dianalisis. Harus jelas kaitan
antar unsur fakta, sebab dan akibat apa yang terkandung di dalamnya. Apa
yang disampaikan pembicara harus dikaitkan dengan pengetahuan atau pengalaman
menyimak dalam bidang yang relevan.
3)
Mengevaluasi Fakta
Tujuan ketiga
dalam suatu proses menyimak adalah mengevaluasi fakta-fakta yang disampaikan
pembicara. Dalam situasi ini penyimak sering mengajukan sejumlah pertanyaan
seperti antara lain :
a. Benarkah fakta
yang diajukan?
b. Relevankah
fakta yang diajukan?
c. Akuratkah fakta
yang disampaikan?
Apabila fakta
yang disampaikan pembicara sesuai dengan kenyataan, pengalaman dan pengetahuan
penyimak maka fakta itu dapat diterima.
4)
Mendapatkan Inspirasi
Adakalanya
orang menghadiri suatu konvensi, pertemuan ilmiah atau jamuan tertentu, bukan
untuk mencari atau mendapatkan fakta. Mereka menyimak pembicaraan orang lain
semata-mata untuk tujuan mencari ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang
yang tidak memerlukan fakta baru. Yang mereka perlukan adalah sugesti,
dorongan, suntikan semangat, atau inspirasi guna pemecahan masalah yang sedang
mereka hadapi. Mereka ini sangat mengharapkan pembicara yang isnpiratif,
sugestif dan penuh gagasan orisinal. Pembicaraan yang semacam ini dapat muncul
dari tokoh-tokoh yang disegani, dari direktur perusahaan, orator ulung, tokoh
periklanan, salesman dsb.
5)
Menghibur Diri
Sejumlah
penyimak datang menghadiri pertunjukan seperti bioskop, sandiwara, atau
percakapan untuk menghibur diri. Mereka ini adalah orang-orang yang sudah lelah
letih dan jenuh. Mereka perlu penyegaran fisik dan mental agar kondisinya
pulih. Karena itulah mereka menyimak untuk tujuan menghibur diri. Sasaran yang
mereka pilih pun tertentu, misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu,
banyolan percakapan pelawak, menonton pertunjukan yang kocak seperti yang
dibawakan Grup Srimulat.
6)
Meningkatkan Kemampuan Berbicara
Tujuan menyimak
yang lain yaitu untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Dalam hal ini
penyimak memperhatikan seseorang pembicara pada segi:
a. Cara mengorganisasikan
bahan pembicaraan
b. Cara penyampaian
bahan pembicaraan
c. Cara memikat
perhatian pendengar
d. Cara mengarahkan
perhatian pendengar
e. Cara menggunakan
alat-alat bantu seperti mikrofon, alat peraga dsb.
f. Cara memulai
dan mengakhiri pembicaraan
Semua hal
tersebut diperhatikan oleh penyimak dan kemudian dipraktikkan. Menyimak yang
seperti inilah yang disebut menyimak untuk tujuan peningkatan kemampuan
berbicara.
Menurut
Logan (dalam Tarigan 1994:56) tujuan menyimak beraneka ragam antara lain
sebagai berikut :
- Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
- Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam bidang seni).
- Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain).
- Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu (pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan perdebatan).
- Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
- Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak dengan maksud dan tujuan agar si penyimak dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat mana bunyi yang membedakan arti (distingtif) dan mana bunyi yang tidak membedakan arti. Biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).
- Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
- Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan oleh si penyimak ragukan; dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif.
Tarigan (dalam Sutari, dkk.
1997:117–118) mengemukakan beberapa alasan yang menyebabkan pembelajaran
menyimak belum terlaksana dengan baik, yaitu:
a. Pelajaran menyimak relatif baru
dinyatakan dalam kurikulum sekolah.
b. Teori, prinsip, dan generalisasi
mengenai menyimak belum banyak diungkapkan.
c. Pemahaman terhadap apa dan bagaimana
menyimak itu masih minim.
d. Buku teks dan buku pegangan guru
dalam pembelajaran menyimak sangat langka.
e. Guru-guru bahasa Indonesia kurang
berpengalaman dalam melaksanakan pengajaran menyimak.
f. Bahan pengajaran menyimak sangat
kurang.
g. Guru-guru bahasa Indonesia belum
terampil menyusun bahan pengajaran menyimak.
h. Jumlah murid per kelas terlalu
besar.
mantap ezii ;)
BalasHapusgumawo :D
BalasHapuspriwe iki
BalasHapusBermanfaat sekali untuk presentasi saya :)
BalasHapusMakasih atas informasinya, sangat bermanfaat dan membantu saya menyeselaikan tugas kuliah saya, makasih ya... oya kusimpan disini nih biar gak lupa, heheee.. Pengertian Menyimak
BalasHapusIya sama2๐๐๐
BalasHapusIya sama2๐๐๐
BalasHapusBoleh tau dftar pustakanua kak?
BalasHapus