MAKALAH PERSPEKTIF GLOBAL
Tentang
“DEFINISI, SIFAT, DAN FUNGSI KEBUDAYAAN”
Oleh
Kelompok 1:
1. Ezy
Zurriyati (1200651)
2. Febrina
Beta Sari (1200682)
3. Wastini
(1200583)
4. Izzaturrahmi Fadhilla (1200556)
5. Dise Suriati (1200644)
SEKSI:
Reguler 13
Dosen
Pembimbing: Dr. Yalvema Miaz, Ma
PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UPP IV
BUKITTINGGI
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Manusia dalam kesehariannya tidak akan lepas dari
kebudayaan, karena manusia adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri.
Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus
hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan
merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu
sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan
hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan,
bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak kebudayaan.
Hubungan yang erat antara manusia (terutama masyarakat) dan
kebudayaan telah lebih jauh diungkapkan oleh Melville J. Herkovits dan bronislaw
Malinowski, yang mengemukakan bahwa cultural determinism berarti segala
sesuatu yang terdapat didalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat itu. (Soemardjan,
Selo: 1964: 115). Kemudian Herkovits memandang
kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic. Karena kebudayaan berturun
temurun dari generasi ke generasi tetap hidup. Walaupun manusia yang menjadi
anggota masyarakat sudah berganti karena kelahiran dan kematian.
Dengan lain perkataan, kebudayaan mencakup kesemuanya yang
didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan
terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku normative.
Oleh karena itu, manusia yang mempelajari kebudayaan dari masyarakat, bisa
membangun kebudayaan (konstruktif) dan bisa juga merusaknya (destruktif).
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kebudayaan?
2. Apa saja sifat-sifat
kebudayaan?
3. Apakah fungsi kebudayaan?
C.
Tujuan
1. Untuk memunuhi salah satu tugas mata kuliah Perspektif Global semester genap.
2. Mengerti
dan memahami pengertian kebudayaan.
3. Memahami
dan menjelaskan sifat-sifat kebudayaan.
4. Memahami
dan menjelaskan fungsi kebudayaan.
D.
Metode Penulisan
Dalam studi ini, tim penulis menggunakan metode studi pustaka , yaitu dengan mencari literatur
yang relevan dengan bahasan yang kami sajikan, untuk menyelidiki lebih mendalam tentang definisi, sifat
dan fungsi kebudayaan.
E. Sistematika
Penulisan
Sistematika penulisan dalam makalah ini yaitu:
Bab I berisikan latar belakang, tujuan
penulisan, perumusan masalah, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II berisikan pembahasan dari rumusan
masalah yang telah ada.
Bab III berisikan kesimpulan dan saran.
Daftar
Pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Kebudayaan
Istilah kebudayaan merupakan tejemahan dari istilah culture dari bahasa Inggris. Kata
culture berasal dari bahasa latin colore
yang berarti mengolah, mengerjakan, menunjuk pada pengolahan tanah, perawatan
dan pengembangan tanaman dan ternak. Upaya untuk mengola dan mengembangkan
tanaman dan tanah inilah yang selanjutnya dipahami sebagai culture.
Sementara itu, kata kebudayaan berasal dari bahasa
sansekerta, buddhayah yang merupakan
bentuk jamak dari kata buddhi. Kata buddhi berarti budi dan akal. Kamus
besar Bahasa Indonesia mengartikan kebudayaan sebagai hasil kegiatan dan
penciptaan batin (akal budaya) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat
– istiadat.
1. Pengertian
Kebudayaan Menurut Ahli Dalam Negri
a. Prof.Dr.Koentjoroningrat (1985:
180): Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik dari manusia dengan belajar.
b. Ki Hajar Dewantara:
Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap
dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup
manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan
penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya
bersifat tertib dan damai.
c. Arkeolog R. Seokmono:
Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya
berupa buah pikiran dan dalam penghidupan.
d. Effat al-Syarqawi:
kebudayaan sebagai khazanah sejarah suatu bangsa/masyarakat yang tercermin
dalam pengakuan/kesaksiannya dan nilai-nilainya, yaitu kesaksian dan
nilai-nilai yang menggariskan bagi kehidupan suatu tujuan ideal dan makna
rohaniah yang dalam, bebas dari kontradiksi ruang dan waktu
e. Parsudi Suparlan:
Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai
makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan
lingkungan dan pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya
f. Sutan Takdir Alisyahbana:
Kebudayaan merupakan manifestasi dari cara berfikir.
g. Dr.Moh.Hatta:
Kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa
h. Mangunsarkoro:
Kebudayaan adalah segala yang merupakan hasil kerja jiwa manusia dalam arti
yang seluas-luasnya
i.
Drs.Sidi
Gazalba: Kebudayaan adalah cara berfikir dan merasa yang
menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan dari segolongan manusia yang
membentuk kesatuan sosial dengan suatu ruang dan suatu waktu.
j.
Djojodigono
(1958): kebudayaan itu adalah daya dari budi, yang berupa
cipta, karsa dan rasa.
2. Pengertian
Kebudayaan Menurut Ahli Luar Negri
a. Edward B. Taylor: Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang
didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai
anggota masyarakat.
b. M. Jacobs dan B.J. Stern: Kebudayaan mencakup keseluruhan yang
meliputi bentuk teknologi social, ideologi, religi, dan kesenian serta benda,
yang kesemuanya merupakan warisan social.
c. Dr. K. Kupper: Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan
pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu
maupun kelompok.
d. William H. Haviland: Kebudayaan adalah seperangkat
peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang
jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang
layak dan dapat di tarima ole semua masyarakat.
e. Francis Merill
- Pola-pola perilaku yang di hasilkan oleh interaksi social
- Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh seseorang sebagai anggota suatu masyarakat yang di temukan melalui interaksi simbolis.
f.
Bounded
et.al: Kebudayaan
adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan
manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai
rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara
para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di harapkan
dapat di temukan di dalam media, pemerintahan, intitusi agama, sistem
pendidikan dan semacam itu.
g. Mitchell (Dictionary of Soriblogy): Kebudayaan adalah sebagian
perulangan keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia dan produk yang
dihasilkan manusia yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar di
alihkan secara genetikal.
h.
Robert H
Lowie: Kebudayaan
adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat, mencakup
kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan, keahlian
yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan
masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau informal.
B. Sifat Kebudayaan
Budaya memiliki sifat universal, artinya
terdapat sifat-sifat umum yang melakat pada setiap budaya, kapan pun dan dimana
pun budaya itu berada. Sifat-sifat itu adalah sebagai berikut:
1. Budaya
adalah Milik Bersama
Budaya
adalah milik Masyarakat pendukung budaya yang bersangkutan. Budaya bukanlah
milik perseorangan. Dalam catatan-catatan etnografi, tidak pernah ditemukan
budaya si Anu atau Pak Anu. yang ada adalah Budaya suku bangsa X, budaya
masyarakat bangsa Y, budaya Nasional dan seterusnya.
William
A.Haviland mendefenisikan budaya sebagai seperangkat peraturan atau norma yang
dimiliki bersama oleh anggota masyarakatnya. Apabila peraturan atau norma
tersebut dilaksanakan atau dipatuhi, akan melahirkan perilaku yang oleh
anggotanya dipandang layak dan diterima. Adapun masyarakat didefenisikan
sebagai sekelompok orang yang mendiami suatu daerah tertentu, yang secara
bersama-sama memiliki tadisi budaya yang sama.
2. Budaya
Berkaitan dengan Situasi Masyarakatnya
Budaya
mempunyai kecenderungan untuk bertahan terhadap perubahan apabila unsur-unsur
budaya yang bersangkutan masih sesuai fungsinya dengan kepentingan kehidupan
masyarakatnya. Contohnya, Budaya Petani di Desa cenderung bertahan, tidak
berubah selama pertaniannya masih memberikan kesejahteraan baginya. Budaya pun
mempunyai kecenderungan untuk berubah apabila unsur-unsurnya sudah tidak sesuai
lagi dengan fungsinya. Contohnya, karena lahan dan perkebunannya banyak
tergusur untuk pemukiman baru atau untuk proyek-proyek industri, banyak penduduk
yang semula hidup di daerah pinggiran kota (Jakarta:"udik) berurbanisasi
ke kota. Akibatnya, budaya mereka berubah, yaitu harus menyesuaikan diri dengan
budaya kota.
3. Budaya
Berfungsi untuk Membantu Manusia
Bronislaw
Malinowski, seorang antropologi kelahiran Polandia menyatakan bahwa manusia
mempunyai kebutuhan bersama, baik yang besifat biologis maupun psikologis. Sudah
merupakan tugas budaya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Parsudi
Suparlan, seorang ahli antropologi Indonesia menyatakan bahwa budaya berfungsi
sebagai pedoman hidup untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup manusia menurut
peddington, Parsudi Suparlan mengklasifikasikan kebutuhan hidup manusia kedalam
tiga jenis:
a.
Kebutuhan
Primer, merupakan kebutuhan hidup yang paling mendasar karena bertalian erat
dengan kebutuhan biologis atau kebutuhan fisik manusia. Manusia akan mati atau
punah apabila kebutuhan semacam ini tidak terpenuhi. Contoh kebutuhan primer
antara lain kebutuhan akan makanan, minuman atau kebutuhan fisik yang lain
seperti kebutuhan seksual yang bertalian dengan refroduksi. Kebutuhan akan
sandang dan papan termasuk juga ke dalam kebutuhan primer.
b.
Kebutuhan
Sekunder atau Kebutuhan Sosial, yakni kenutuhan manusia untuk bergaul dan hidup
bersama.Contoh kebutuhan sekunder antara lain: Berkeluarga, Bertetangga,
Bermasyarakat, bahkan berbangsa dan bernegara. Segala bentuk pemenuhan
kebutuhan hidup manusia akan lebih mudah diperoleh melalui usaha bersama, dibandingkan
dengan usaha perorangan.
c.
Kebutuhan
Integraif, yakni kebutuhan hidup manusia yang mengintegrasikan atau memadukan
seluruh kebutuhan hidupnya. Kebutuhan integratif akan terpenuhi bersamaan
dengan pemenuhan kebutuhan Primer dan Sekundernya. Pemenuhan kebutuhan
integratif mewujudkan hidup manusia yang sejahtera, aman, dan tertib, serta
mampu menikmati liburan atau rekreasi dan hiburan.
4.
Budaya Diteruskan dan Diwariskan Melalui Proses
Belajar
Semua budaya diteruskan dan
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui proses belejar, bukan
diwariskan secara biologis. Artinya, seorang anak tidak akan secara otomatis
pandai bicara, terampil bermain dengan sesama anak sebayanya, atau patuh akan
segala tradisi yang terdapat pada lingkungan sosial budayanya.
Melalui proses panjang, seorang individu semenjak dilahirkan akan belajar berintegrasi dengan lingkungan sosialnya. Ia juga akan belajar menyatukan dirinya dengan lingkungan budayanya. Proses belajar menyatukan dirinya dengan lingkungan sosialnya disebut sosialisasi, sedangkan proses belajar seorang individu dengan lingkungan budayanya disebut pembudayaan atau enkulturasi.
Melalui proses panjang, seorang individu semenjak dilahirkan akan belajar berintegrasi dengan lingkungan sosialnya. Ia juga akan belajar menyatukan dirinya dengan lingkungan budayanya. Proses belajar menyatukan dirinya dengan lingkungan sosialnya disebut sosialisasi, sedangkan proses belajar seorang individu dengan lingkungan budayanya disebut pembudayaan atau enkulturasi.
Kendati kebudayaan dimiliki oleh
setiap masyarakat itu tidak sama, seperti di Indonesia yang terdiri dari
berbagai suku bangsa yang berbeda, tetapi setiap kebudayaan memiliki ciri dan
sifat yang sma. Sifat tersebut bukan diartikan secara spesifik, melainkan
bersifat universal. Dimana sifat-sifat budaya itu memilki ciri-ciri yang sama
bagi setiap kebudayaan manusia tanpa membedakan faktor ras, lingkungan alam,
atau pendidikan. Yaitu sifat hakiki yang berlaku bagi setiap budaya dimanapun
juga.
Sifat hakiki dari kebudayaan
tersebut, antara lain:
1.
Budaya
terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
2.
Budaya
telah ada terlebih dahulu dari pada lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak
akan mati dengan habisnya usua generasi yang bersangkutan.
3.
Budaya
diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dlam tingkah laku.
4. Budaya mencakup peraturan-peraturan
yang berisi kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan, yang diterima atau ditolak,
tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang diijinkan.
Sifat hakiki tersebut menjadi ciri setiap budaya. Akan
tetapi, apabila seseorang atau sekelompok orang yang memahami sifat hakiki yang
esensial, terlebih dahulu ia harus memecahkan pertentangan-pertentangan yang
ada didalamnya.
Selain itu sifat-sifat dari
kebudayaan adalah sebagai berikut:
- Etnosentis.
Etnosentrisme
cenderung memandang rendah orang-orang yang dianggap asing, etnosentrisme
memandang dan mengukur budaya asing dengan budayanya sendiri.
- Universal.
Kebudayaan
universal adalah kebudayaan yang mencari jawab atas problematika masyarakat,
bukan apologi terhadap kesenian an-sich, tidak pula apriori terhadap politisasi
massa. Tetapi, lebih pada rasionalitas melihat dan menjangkau ke depan demi
perkembangan masyarakat majemuk Indonesia. Memang, kita tidak menafikan
karya-karya besar kesusasteraan yang memengaruhi masyarakat Eropa yang notabene
reading mainded. Tetapi untuk Indonesia, kebudayaan universal dituntut untuk
mengempaskan diri ke keranjang sampah masyarakatnya yang papa.
- Alkuturasi.
Akulturasi
adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan
kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.
Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya
sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
- Adaptif.
Kebudayaan
adalah suatu mekansime yang dapat menyesuaikan diri. Kebudayaan adalah sebuah
keberhasila mekanisme bagi spesis manusia. Kebudayaan memberikan kita sebuah
keuntungan selektif yang besar dalam kompetisi bertahan hidup terhadap bentuk
kehidupan yang lain.
- Dinamis (flexibel).
Kebudayaan
itu tidak bersifat statis, ia selalu berubah atau bersifat dinamis. Tanpa
adanya “gangguan” dari kebudayaan lain atau asing pun dia akan berubah dengan
berlalunya waktu. Bila tidak dari luar, akan ada individu-individu dalam
kebudayaan itu sendiri yang akan memperkenalkan variasi -variasi baru dalam
tingkah-laku yang akhirnya akan menjadi milik bersama dan dikemudian hari akan
menjadi bagian dari kebudayaannya. Dapat juga terjadi karena beberapa aspek
dalam lingkungan kebudayaan tersebut mengalami perubahan dan pada akhirnya akan
membuat kebudayaan tersebut secara lambat laun menyesuaikan diri dengan
perubahan yang terjadi tersebut. Tiap masyarakat mempunyai suatu kebudayaan
yang berbeda dari kebudayaan masyarakat lain dan kebudayaan itu merupakan suatu
kumpulan yang berintegrasi dari cara-cara berlaku yang dimiliki bersama dan
kebudayaan yang bersangkutan secara unik mencapai penyesuaian kepada lingkungan
tertentu.
- Integratif (Integrasi).
Integrasi
adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi dan bersikap
komformitas terhadap kebudayaan msyoritas masyarakat, namun masih tetap
mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing.
C. Fungsi Kebudayaan
Fungsi kebudayaan yaitu
untuk mengatur manusia agar dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak dan
berbuat untuk menentukan sikap kalau akan berbehubungan dengan orang lain
didalam menjalankan hidupnya. Kebudayaan
berfungsi sebagai:
1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompok,
contohnya: norma. Normama adalah kebiasaan yang dijadikan dasar bagi hubungan
antara orang-orang tersebut sehingga tingkah laku masing-masing bisa diatur.
Norma sifatnya tidak tertulis dan berasal dari masyarakat. Makan apabilsa
dilanggar, sangsinya berupa semoohan dari masyarakat.
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan
kehidupan lainnya, contoh: kesenian.
3. Melindungi diri kepada alam.
Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang
mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan
alamnya.
4. Pembimbing kehidupan manusia
5. Pembeda antar manusia dan binatang
Hasil karya "masyarakat" melahirkan
teknologi atau"kebudayaan" kebendaan
yang mempunyai kegunaan utama di dalam melindungi "masyarakat" terhadap
lingkungan dalamnya. Teknologi pada hakikatnya meliputi paling sedikit tujuh unsure
kebudayaan, yaitu:
1. Sistem Religi
Kepercayaan
manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa
ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
2. Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Sistem
yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk
yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing –
masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
3. Sistem Pengetahuan
Sistem
yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda
sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu
disampaikan agar yang lain juga mengerti.
4. Sistem Mata Pencaharian Hidup dan
Sistem – Sistem Ekonomi
Terlahir
karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu
ingin lebih.
5. Sistem Teknologi dan Peralatan
Sistem
yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang
baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk
hidup yang lain
6. Bahasa
Sesuatu
yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk
mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang
dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
7. Kesenian
Setelah
memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan
psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat
kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku
komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan
sosial manusia. Budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku
orang lain.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat.
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki
oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu
kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan
kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak
dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak
berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan
menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak
kebudayaan.
B. Saran
Kami sebagai penulis sangat menyadari bahwa materi yang kami buat ini
masih banyak kekurangan. Jadi untuk itu kami
meminta kepada saudara-saudari semuanya untuk memberikan saran,
kritikan, dan hal-hal lainnya yang bisa membangun untuk menuju kepada yang
lebih baik. Agar pembuatan makalah berikutnya lebih baik lagi, dan makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan orang yang membacanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar