RESUME KONSEP DASAR
BIOLOGI SD 1
Tentang
“PERKEMBANGBIAKAN
HEWAN DAN REPRODUKSI MANUSIA”
Oleh Kelompok 2:
1.
ANDINI MUSTIKA SARI
(1200555)
2.
EZY ZURRIYATI
(1200651)
3.
LUSIANA SAUDELLA (1200643)
4.
VIVI DESWITA (1200633)
5.
RAHMA WITA (1200678)
SEKSI:
R.13
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UPP IV BUKITTINGGI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
PEMBELAJARAN
TENTANG PERKEMBANGBIAKAN HEWAN
DAN PROSES
REPRODUKSI MANUSIA
A.
Pada kurikulum KTSP (2006) materi
Reproduksi Hewan dan Manusia di pelajari di:
Kelas VI, Semester
1
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
|
|
1. Memahami hubungan antara ciri-ciri makhluk hidup dengan lingkungan
tempat hidupnya
|
1.1 Mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus yang
dimiliki hewan (kelelawar, cicak, bebek) dan lingkungan hidupnya.
1.2 Mendeskripsikan hubungan antara ciri-ciri khusus
yang dimiliki tumbuhan (kaktus, tumbuhan pemakan serangga) dengan
lingkungan hidupnya.
|
2. Memahami cara perkembangbiakan makhluk hidup
|
2.1 Mendeskripsikan perkembangan dan pertumbuhan manusia dari bayi
sampai lanjut usia.
2.2 Mendeskripsikan ciri-ciri perkembangan fisik anak
laki-laki dan perempuan.
2.3 Mengidentifikasi cara perkembangbiakan tumbuhan dan hewan.
2.4 Mengidentifikasi cara perkembangbiakan manusia.
|
B.
Pada Kurikulum 2013 , Materi
Reproduksi Hewan Dan Manusia Di Pelajari Di:
Kelas VI
KOMPETENSI INTI
|
KOMPETENSI DASAR
|
3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati dan
mencoba [mendengar, melihat, membaca] serta menanya berdasarkan rasa ingin
tahu secara kritis tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
|
3.6.Mendeskrisikan
perkembangbiakan mahluk hidup.
|
SISTEM REPRODUKSI PADA HEWAN DAN
MANUSIA
I.
REPRODUKSI HEWAN
Reproduksi
merupakan salah satu ciri dari makhluk hidup. Setiap makhluk hidup memiliki
kemampuan untuk melakukan reproduksi atau proses perkembangbiakan. Pada hewan
proses reproduksi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu hewan tingkat rendah
(Invertebrata) dan hewan tingkat tinggi (Vertebrata).
A.
Perkembangbiakan Pada Hewan
Tingkat Rendah Rendah
Hewan
tingkat rendah dapat melakukan perkembangbiakan secara vegetative dan
generative
1. Perkembangbiakan Vegetatif (Aseksual) pada Hewan
Tingkat Rendah
Perkembangbiakan aseksual pada
hewan umumnya terjadi pada hewan tingkat
rendah/Avertebrata. Reproduksi aseksual artinya reproduksi yang terjadi
tanpa didahului dengan peleburan dua sel kelamin yang berbeda jenisnya.
Reproduksi aseksual
pada hewan ada lima jenis, yaitu:
a. Pembelahan biner
Terjadi pada
makhluk hidup uniseluler, yaitu dari golongan Monera dan Protista. Pada
pembelahan biner, dari satu individu membelah secara langsung menjadi dua sel
anak. Pembelahan biner terdiri dari lima jenis, yaitu pembelahan ortodoks,
melintang, membujur, miring, dan strobilasi. makeyousmarter.blogspot.com
Pembelahan biner
secara ortodoks/umum terjadi pada Amoeba dan mikroorganisme lain dari golongan
Rhizopoda. Pembelahan biner secara melintang terjadi pada Paramecium.
Pembelahan dengan tipe membujur contohnya pada Euglena. Tipe pembelahan miring
terjadi pada Dinoflagellata. Sedangkan pembelahan biner tipe strobilasi
menghasilkan individu baru dari bagian tubuh induk yang lepas, contohnya pada
cacing pita (Taenia sp).
b. Pembelahan ganda
Pembelahan
ganda yaitu pembelahan
berulang, sehingga dalam sekali pembelahan dari satu individu dapat dihasilkan
lebih dari dua individu. Contoh hewan yang dapat melakukan pembelahan ganda
adalah Plasmodium.
c. Fragmentasi, individu baru
terbentuk dari bagian tubuh induk yang terbagi-bagi/terputus baik sengaja atau
tidak. Setiap bagian tumbuh dan berkembang membentuk bagian yang belum ada
sehingga menjadi individu baru yang utuh. biologiklaten.wordpress.com
Contoh hewan yang
melakukan reproduksi secara fragmentasi adalah cacing tanah, bintang laut, dan
Planaria. Fragmentasi bukan merupakan cara reproduksi yang utama, karena dalam
kondisi normal Planaria bereproduksi secara seksual.
d. Partenogenesis, individu baru terbentuk dari
telur yang tidak dibuahi. Hewan yang mengalami partenogenesis adalah serangga,
misalnya lebah madu.
2. Perkembangbiakan Generatif (Seksual) pada Hewan
tingkat rendah
a. Konjugasi
Konjugasi adalah
perkembangbiakan generative pada makhluk
hidup yang belum dapat dibedakan jenis kelaminnya. Pada perkembangbiakan ini
terjadi pertukaran sejumlah materi inti antara satu individu dengan individu
lainnya. Hewan tingkat rendah misalnya Paramaecium berkembang biak
secara generatif melalui konjugasi. Caranya, dua sel saling mendekat
pada bagian mulut selnya, kemudian terjadi tukar menukar inti sel.
b. Heterogami (Anisogami)
Cara perkembangbiakan yang mempertemukan dua
buah sel kelamin yang berbeda, baik bentuk, ukuran, maupun tingkah lakunya. Sel
kelamin jantan disebut sperma sedangkan sel kelamin betina disebut ovum (sel
telur). Cara perkembangbiakan seperti ini pada hewan rendah dapat ditemui pada
hydra, cacing, dan serangga.
c. Fertilisasi.
Hewan tingkat
rendah lain misalnya cacing dan bekicot bersifat hermaprodit. Hermaprodit yaitu satu individu menghasilkan
sel sperma dan ovum. Meskipun hermaprodit, cacing dan bekicot tetap
memerlukan hewan lain untuk melakukan perkawinan. sarwoedi.wordpress.com
B.
Perkembangbiakan
Pada Hewan Tingkat Tinggi
Perkembangbiakan
secara seksual pada hewan melibatkan alat reproduksi, sel kelamin/gamet jantan
dan gamet betina, serta proses pembuahan atau fertilisasi. Alat reproduksi menghasilkan sel kelamin. Sel kelamin
jantan/sperma dihasilkan oleh testis, sedangkan sel kelamin betina (ovum/sel
telur) dihasilkan oleh ovarium (indung telur). Proses pembentukan sel kelamin
jantan dan betina disebut gametogenesis. Proses pembentukan sel kelamin jantan
disebut spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan sel kelamin betina
disebut oogenesis.
Setelah terjadi
pembuahan atau fertilisasi, akan terbentuk zigot yang kemudian berkembang
menjadi embrio. Perkembangan dan kelahiran embrio dapat terjadi melalui tiga
cara, yaitu vivipar, ovipar, dan ovovivipar.
a.
Vivipar (hewan beranak), yaitu Hewan yang digolongkan sebagai hewan Vivivar adalah
hewan yang berkembangbiak dengan cara beranak atau melahirkan. Embrio yang
telah terbentuk akan tumbuh menjadi individu baru di dalam rahim induk betina
sampai siap untuk dilahirkan. Hewan vivivar adalah hewan yang masuk dalam
golongan Mamalia atau hewan menyusui misalnya lumba-lumba, harimau, kucing,
kambing, ikan paus, tikus dan lain sebagainya. www.ocimblog.com
b. Ovipar (hewan bertelur),
Perkembangbiakan hewan dengan cara
bertelur disebut ovipar. Ovipar berasal dari kata ovum (telur). Sel telur dari
hewan betina dibuahi oleh sperma yang dihasilkan hewan jantan. Pembuahan dapat
terjadi di dalam tubuh (internal) dan pembuahan di luar tubuh (eksternal). Pada Ovipar
hewan yang embrionya berkembang di dalam telur. Telur hewan ini dikeluarkan
dari dalam tubuh dan dilindungi oleh cangkang. Embrio memperoleh makanan dari
cadangan makanan yang terdapat di dalam telur. Beberapa hewan ovipar mengerami
telurnya hingga menetas, misalnya ayam dan merpati. deebacalah.blogspot.com
Namun banyak
pula induk yang menimbun telur dengan pasir atau bahkan membiarkan begitu saja.
Berbicara
mengenai pembuahan pada hewan Ovivar, pembuahan dibagi dalam 2 kategori yaitu
Pembuahan Internal dan Pembuahan Eksternal. Pembuahan Internal adalah proses
pembuahan Ovum oleh sperma yang terjadi di dalam tubuh induk betina contohnya
Ayam (unggas, termasuk burung) dan penyu (reptilia). Sedangkan Pembuahan
Eksternal adalah proses pembuahan yang terjadi di luar tubuh induk betina
contohnya Ikan dan katak.
Contoh hewan
Ovipar
1) Unggas
(bangsa burung)
2) Ayam, bebek,
dan merpati termasuk unggas yang berkembang biak dengan cara bertelur.
Hewan-hewan tersebut mengerami telurnya hingga menetas. Ayam dan burung
mengerami telurnya sekitar 21 hari. Perkembangbiakan ini terjadi karena
pembuahan di dalam tubuh.
3) Ikan dan
Amfibi. Tidak seperti unggas, kelompok ikan dan amfibi tidak mengerami telurnya
hingga menetas. Telur-telur tersebut akan menetas sendiri. Pembuahan pada ikan
dan amfibi terjadi di luar tubuh. Saat bertelur, ikan betina akan mencari
perhatian ikan jantan. Selanjutnya, akan mengikuti gerakannya. Setelah ikan
betina bertelur, ikan jantan akan mengeluarkan sperma. Selanjutnya, pembuahan
terjadi di air. Ada juga beberapa jenis ikan dan amfibi yang memelihara
telurnya. Telur kodok betina dikeluarkan dari bagian bawah tubuhnya. Sementara
punggungnya dipegangi oleh kaki belakang, kodok
jantan. Ikan mujair memelihara telur-telurnya di dalam mulut. Penyu juga
berkembang biak dengan cara bertelur. Akan tetapi, penyu tidak mengerami
telurnya. Akan tetapi, ditimbun di tempat tertentu hingga telur menetas.
c. Ovovivipar (hewan betelur dan beranak),
Ovovivivar
yaitu hewan yang embrionya berkembang di dalam telur, tetapi telur tetap berada
di dalam tubuh induk betina. Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam
tubuh induk dan anaknya keluar. Contohnya adalah kadal dan ikan hiu. Anak itik
menetas dari telur, itik termasuk hewan ovipar.
Pembuahan pada
hewan tingkat tinggi ada dua jenis, yaitu pembuahan yang terjadi di dalam tubuh
induk betina dan pembuahan yang terjadi di luar tubuh. Pembuahan di dalam tubuh
induk betina disebut fertilisasi
internal. Sedangkan pembuahan di luar tubuh induk betina disebut fertilisasi eksternal. Hewan yang
melakukan pembuahan di luar, antara lain ikan dan amfibi. Sedangkan reptile,
burung dan mamalia pembuahannya di dalam.
1.
Pembuahan
di Luar (Fertilisasi Eksternal)
Pembuahan diluar terjadi karena pertemuan antara sperma
dengan sel telur terjadi di luar tubuh induk betinanya. Pembuahan eksternal
biasanya terjadi pada hewan yang hidup di dalam air, misalnya katak dan ikan.
Jumlah sel telur dan sperma yang dihasilkan sangat banyak, sehingga dapat
memperbesar peluang terjadinya pembuahan.
Pembuahan eksternal dapat dibedakan
menjadi dua tipe, yaitu
a.
Tipe Acak. Pada tipe ini, proses
pelepasan sel telur dan sperma di lakukan di sembarang tempat.
b.
Tipe Sarang, pada tipe ini ada
tempat tertentu untuk melepaskan sperma dan sel telur, sehingga peluang
terjadinya pembuahan lebih besar.
Berikut ini beberapa contoh
pembuahan di luar (fertilisasi eksternal)
Pada umumnya ikan bertelur (ovipar)
dan pembuahannya terjadi di luar tubuh induk betinanya. Alat kelamin jantan
terdiri dari sepasang testis berwarna putih. Sperma dialirkan melalui saluran
vas deferens yang bermuara di lubang urogenital. Lubang urogenital merupakan
lubang yang dipakai untuk keluarnya urin dan sperma.
Gambar a. alat kelamin jantan pada ikan, b. alat kelamin betina pada ikan.
Alat kelamin betina terdiri dari
sepasang ovarium. Ovarium menghasilkan sel telur. Sel telur dikeluarkan
melewati oviduk dan kemudian dialirkan ke lubang urogenital. Setelah ikan
betina mengeluarkan sel telur di sembarang tempat atau di tempat tertentu,
maka akan diikuti oleh ikan jantan dengan mengeluarkan sperma.
b. Pembuahan pada Katak
Katak
termasuk hewan amfibi yang hidup di darat dan air. Pembuahan katak terjadi
secara eksternal yang dilakukan di air. Katak bersifat ovipar atau bertelur.
Alat kelamin jantan terdiri dari sepasang testis yang berwarna putih
kekuningan.
Gambar
a. alat kelamin jantan katak, b. alat kelamin betina katak
Testis menghasilkan
sperma. Sperma melewati vas efferentia dan menuju kloaka. Kloaka merupakan
tempat keluarnya sperma, saluran urin, dan sisa pembuangan makanan. Alat
kelamin betina terdiri dari sepasang ovarium yang menghasilkan sel telur. Telur
melewati oviduk dan menuju kloaka.
Pada saat kawin
(kopulasi), katak jantan akan naik ke punggung katak betina. Dengan jarinya,
katak jantan menekan katak betina sehingga katak betina mengeluarkan sel telur
ke dalam air. Saat keluarnya telur, katak jantan akan mengeluarkan spermanya.
Terjadilah pembuahan sel telur di dalam air dan akan berkembang menjadi zigot.
2. Pembuahan di
Dalam (Fertilisasi Internal)
Pembuahan di dalam adalah proses
pertemuan antara sperma dengan sel telur yang terjadi di dalam tubuh hewan
betina. Hampir semua hewan yang hidup di darat melakukan pembuahan di dalam.
Berikut ini
beberapa contoh pembuahan Dalam (Fertilisasi Internal)
a. Pembuahan pada Burung
Burung
berkembangbiak dengan cara bertelur (ovipar). Umumnya telur akan dierami hingga
menetas. Embrio di dalam telur memerlukan suhu tertentu untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Alat kelamin burung jantan terdiri dari sepasang testis.
Sperma yang dihasilkan testis akan menuju vas deferens dan kloaka. Sedangkan
alat kelamin betina pada burung terdiri dari ovarium kiri dan oviduk.
Gambar a. alat kelamin jantan pada burung, b. alat kelamin betina pada
burung
Saat
kawin, kloaka jantan dan betina saling mendekat sehingga ketika sperma keluar
dari kloaka jantan akan langsung masuk ke kloaka betina sehingga sel telur
dapat dibuahi. Telur burung mempunyai struktur sebagai berikut.
1)
Cangkang telur, terbuat
dari zat kapur yang berpori untuk keluar masuknya udara. Di sebelah dalam
cangkang terdapat dua buah membran yang pada salah satu ujungnya tidak saling
melekat, sehingga terbentuk rongga udara. fembrisma.wordpress.com
2)
Albumen (putih telur), berupa
cairan kental berwarna putih bening yang berfungsi sebagai cadangan makanan dan
melindungi embrio dari guncangan.
3)
Kuning telur, terdapat di bagian tengah
albumen. Pada kuning telur ini terdapat calon embrio. Agar kuning telur tetap
pada posisinya, maka terdapat kalaza yang berfungsi menjaga posisi kuning
telur. Pada saat telur dierami, embrio mulai tumbuh. Kuning telur dan putih
telur diserap melalui pembuluh darah yang terbentuk mengelilingi kuning telur.
Bagian-bagian yang berperan dalam mendukung pertumbuhan embrio adalah sebagai
berikut.
a)
Amnion, merupakan cairan ketuban yang
terdapat pada suatu kantung tempat tumbuhnya embrio.
b)
Alantois, merupakan tempat penyimpanan
hasil ekskresi, mengangkut O2 ke dalam embrio dan CO2 keluar dari embrio.
c)
Tali pusat, yaitu bagian yang menghubungkan
kuning telur dengan alantois.
b. Pembuahan pada Mamalia
Mamalia
berkembang biak dengan cara melahirkan anak (vivipar). Proses pembuhannya
berlangsung di dalam tubuh induk betina (fertilisasi internal). Setelah
dilahirkan, anak hewan mamalia menyusu kepada induknya. Meskipun demikian, ada
beberapa jenis mamalia yang tidak melahirkan anaknya, tetapi bertelur.
Contohnya adalah platipus (Ornithorynchus anatinus).
Semua hewan Mamalia memiliki alat
reproduksi yang hampir serupa. Untuk mempelajarinya, amatilah alat reproduksi tikus
berikut ini.
Tikus jantan
mempunyai sepasang testis yang berfungsi untuk menghasilkan sperma. Sperma
dikeluarkan melalui saluran sperma yang disebut vas deferens. Untuk memasukkan
sperma ke dalam tubuh hewan betina, digunakan penis. biologiklaten.wordpress.com
Tikus betina
mempunyai sepasang ovarium yang berfungsi untuk menghasilkan sel telur atau
ovum. Sel telur yang telah dilepaskan dari ovarium (ovulasi) keluar melalui
saluran telur dan akhirnya sampai di uterus. Jika sel telur ini dibuahi oleh
sperma, akan terbentuk zigot yang akan tumbuh dan berkembang menjadi embrio.
Tikus mampu mengandung lebih dari satu embrio. Namun tidak semua Mamalia
memiliki kemampuan seperti ini. Setiap embrio memperoleh nutrisi dan oksigen
dari plasenta yang dihubungkan melalui tali pusat. Jika sudah tiba masa
lahirnya, embrio lepas dari uterus dan dikeluarkan melalui vagina.
a.
Pembuahan pada Reptilia
Umumnya
reptilia bersifat ovipar, walaupun ada sebagian yang ovovivipar. Pada reptilia
jantan, alat kelaminnya terdiri dari sepasang testis, epididimis dan vas
deferens. Memiliki alat kelamin khusus yang disebut hemipenis dan dikeluarkan
melalui kloaka saat kawin. Sedangkan reptilia betina memiliki alat kelamin
terdiri dari sepasang ovarium dan oviduk. Telur bermuara di oviduk. Pada reptil
ovovivipar telur akan menetas dalam oviduk.
II.
REPRODUKSI MANUSIA
Reproduksi berasal dari kata re yang artinya kembali dan produksi yang
artinya membuat atau menghasilkan. Jadi disini yang dimaksud dengan reproduksi
adalah suatu proses kehidupan dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian
hidupnya. Sedangkan yang dimaksud dengan sitem reproduksi adalah sekelompok
organ atau alat-alat tubuh yang berperanan dalam proses menghasilkan keturunan.
A. ALAT REPRODUKSI MANUSIA
1.
LAKI-LAKI
a)
Alat kelamin dalam
Organ reproduksi dalam pria terdiri atas testis, saluran pengeluaran dan
kelenjar asesoris.
1)
Testis
Testis adalah kelenjar kelamin jantan pada hewan dan manusia. Testis berjumlah sepasang (testes=jamak). Testis dibungkus oleh skrotum,
kantong kulit di bawah perut. Pada manusia, testis terletak di luar tubuh,
dihubungkan dengan tubulus spermatikus dan terletak di dalam skrotum. Ini
sesuai dengan fakta bahwa proses spermatogenesis pada mamalia akan lebih
efisien dengan suhu lebih rendah dari suhu tubuh (< 37°C).
Pada tubulus spermatikus terdapat otot kremaster yang apabila berkontraksi
akan mengangkat testis mendekat ke tubuh. Bila suhu testis akan diturunkan,
otot kremaster akan berelaksasi dan testis akan menjauhi tubuh. Fenomena ini
dikenal dengan refleks kremaster.
Selama masa pubertas, testis berkembang untuk memulai spermatogenesis.
Ukuran testis bergantung pada produksi sperma (banyaknya spermatogenesis),
cairan intersisial, dan produksi cairan dari sel Sertoli.
Pada umumnya, kedua testis tidak sama besar. Dapat saja salah satu terletak
lebih rendah dari yang lainnya. Hal ini diakibatkan perbedaan struktur anatomis
pembuluh darah pada testis kiri dan kanan.
Testis berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin. Fungsi testis:
·
memproduksi sperma (spermatozoa)
·
memproduksi
hormon seks pria seperti testosteron.
Kerja testis di bawah pengawasan hormon gonadotropik dari
kelenjar pituitari bagian anterior:
·
luteinizing hormone (LH)
Testis dibungkus oleh lapisan fibrosa yang disebut tunika
albuginea. Di dalam testis terdapat banyak saluran yang disebut tubulus seminiferus. Tubulus ini
dipenuhi oleh lapisan sel sperma yang sudah atau tengah berkembang.
Spermatozoa (sel benih yang sudah siap untuk
diejakulasikan), akan bergerak dari tubulus menuju rete testis, duktus efferen,
dan epididimis. Bila mendapat rangsangan seksual, spermatozoa dan cairannya
(semua disebut air mani) akan dikeluarkan ke luar tubuh melalui vas deferen dan
akhirnya, penis. Di antara tubulus seminiferus terdapat sel khusus yang disebut
sel intersisial Leydig.
Sel Leydig memproduksi hormon testosteron. Pengangkatan testis disebut
orchidektomi atau kastrasi.
2)
Saluran reproduksi
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari
epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
3)
Epididimis (tempat
pematangan sperma)
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar
dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri.
Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma
menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens
4)
Vas deferens (saluran sperma dari testis ke kantong sperma)
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus
yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens
tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar
prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari
epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
5)
Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen
dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke
dalam uretra
6)
Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis.
Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan
saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.
7)
Kelenjar kelamin
Kumpulan kelenjar aksesoris terdiri dari vesikula seminalis, prostate, dan
kelenjar bulbouretralis. Sebelum ejakulasi, kelenjar tersebut mensekresikan
mucus bening yang menetralkan setiap urine asam yang masih tersisa dalam
uretra.
Sel-sel sperma dapat bergerak dan mungkin aktif mengadakan metabolisme setelah
mengadakan kontak dengan plasma semen. Plasma semen mempunyai dua fungsi utama
yaitu: berfungsi sebagai media pelarut dan sebagai pengaktif bagi sperma yang
mula-mula tidak dapat bergerak serta melengkapi sel-sel dengan substrat yang
kaya akan elektrolit (natrium dan kalium klorida), nitrogen, asam sitrat,
fruktosa, asam askorbat, inositol, fosfatase sera ergonin, dan sedikit
vitamin-vitamin serta enzim-enzim. Kelenjar aksesoris terdiri dari:
8)
Vesikula seminalis (tempat penampungan sperma)
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar
berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula
seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma. http://id.wikipedia.org/wiki/Vesikula_seminalis
Vesikula seminalis menyumbangkan sekitar 60 % total volume semen. Cairan
tersebut mengandung mukus, gula fruktosa (yang menyediakan sebagian besar
energi yang digunakan oleh sperma), enzim pengkoagulasi, asam askorbat, dan
prostaglandin.
9)
Kelenjar prostat (penghasil cairan basa untuk
melindungi sperma)
Kelenjar prostat melingkari bagian atas
uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat adalah
kelenjar pensekresi terbesar. Cairan prostat bersifat encer dan seperti susu,
mengandung enzim antikoagulan, sitrat (nutrient bagi sperma), sedikit asam,
kolesterol, garam dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup sperma.
10)
Kelenjar bulbouretra/cowper (penghasil lendir untuk melumasi
saluran sperma).
Kelenjar bulbouretralis adalah sepasang
kelenjar kecil yang terletak disepanjang uretra, dibawah prostat. Kelenjar
Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung
menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).
b)
Alat kelamin luar
1)
Penis
Penis (dari bahasa Latin yang artinya
“ekor”, akar katanya sama dengan phallus, yang berarti sama) adalah alat
kelamin jantan. Penis merupakan organ
eksternal, karena berada di luar ruang tubuh. Pada manusia, penis terdiri atas
tiga bangunan silinder berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di
bagian atas berupa jaringan spons korpus
kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan
spons korpus spongiosum yang
membungkus uretra. Ujung penis disebut dengan glan penis.
Uretra pada penis dikelilingi oleh
jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan
ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan
terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi).
Fungsi penis secara biologi adalah sebagai alat
pembuangan sisa metabolisme berwujud cairan (urinasi) dan sebagai alat bantu
reproduksi. Penis sejati dimiliki oleh mamalia. Reptilia tidak memiliki penis
sejati karena hanya berupa tonjolan kecil serta tidak tampak dari luar,
sehingga disebut sebagai hemipenis
(setengah penis). http://www.terapisehat.com/2010/11/cara-aneh- memperlakukan-mr-p.html
2)
Skrotum
Skrotum adalah kantung (terdiri dari
kulit dan otot) yang membungkus testis atau buah zakar. Skrotum terletak di
antara penis dan anus serta di depan perineum. Pada wanita, bagian ini serupa
dengan labia mayora. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan
skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang
berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat
mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang
berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Pada skrotum manusia
dan beberapa mamalia bisa terdapat rambut pubis. Rambut pubis mulai tumbuh
sejak masa pubertas.
Fungsi utama skrotum adalah untuk
memberikan kepada testis suatu lingkungan yang memiliki suhu 1-8oC
lebih dingin dibandingkan temperature rongga tubuh.
hhttp://zainalmutakin7.blogspot.com
Fungsi ini dapat terlaksana disebabkan
adanya pengaturan oleh sistem otot rangkap yang menarik testis mendekati
dinding tubuh untuk memanasi testis atau membiarkan testis menjauhi dinding
tubuh agar lebih dingin.
Pada manusia, suhu testis sekitar 34°C.
Pengaturan suhu dilakukan dengan mengeratkan atau melonggarkan skrotum,
sehingga testis dapat bergerak mendekat atau menjauhi tubuh. Testis akan
diangkat mendekati tubuh pada suhu dingin dan bergerak menjauh pada suhu panas.
c)
Hormon Pada Pria
Proses spermatogenesis distimulasi oleh
sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle
Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
1)
Testoteron. Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus
seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk
membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit
sekunder.
2)
LH
(Luteinizing Hormone). LH disekresi oleh kelenjar hipofisis
anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron.
3)
FSH (Follicle
Stimulating Hormone). FSH juga disekresi oleh sel-sel
kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa
stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan
terjadi.
4)
Estrogen. Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel
sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa
keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia
untuk pematangan sperma.
d)
Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk
mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus
meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
2.
PEREMPUAN
a)
Alat
kelamin dalam
Organ kelamin dalam
membentuk sebuah jalur (saluran kelamin), yang terdiri dari:
1)
Ovarium
Ovarium atau
indung telur adalah kelenjar kelamin
betina pada hewan dan manusia. Pada makhluk vertebrata termasuk manusia, mempunyai dua buah ovarium yang
berfungsi memproduksi sel telur dan
mengeluarkan hormon.
Di dalam
setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur (oogenesis). Di dalam proses ini sel telur akan disertai dengan suatu
kelompok sel yang disebut sel folikel. Pada manusia, perkembangan oogenesis dari oogonium menjadi oosit terjadi
pada embrio dalam kandungan dan oosit tidak akan
berkembang menjadi ovum sampai dimulainya masa pubertas. Pada masa pubertas, ovum yang
sudah matang akan dilepaskan dari sel folikel dan dikeluarkan dari ovarium.
Proses pelepasan dari ovarium disebut ovulasi. Sel ovum siap untuk dibuahi oleh sel spermatozoa dari pria, yang apabila berhasil bergabung akan membentuk zigot.
Ovarium
berfungsi mengeluarkan hormon steroid dan peptida seperti estrogen dan progesteron. Kedua
hormon ini penting dalam proses pubertas wanita dan ciri-ciri seks sekunder. Estrogen dan progesteron berperan dalam
persiapan dinding rahim untuk implantasi telur yang telah dibuahi. Selain itu
juga berperan dalam memberikan sinyal kepada kelenjar hipotalamus dan pituitari dalam mengatur sikuls menstruasi.
Setelah sel
telur diovulasikan, maka akan masuk ke tuba fallopi dan bergerak pelan menuju rahim. Jika dibuahi oleh sperma (di tuba fallopi),
sel telur akan melakukan implantasi pada dinding uterus dan berkembang menjadi
sebuah proses kehamilan. Jika pembuahan tidak terjadi di tuba fallopi, maka
dapat terjadi kehamilan ektopik, di mana kehamilan tidak terjadi
di rahim. Perkembangan janin pada kehamilan ektopik, dapat terjadi di tuba
fallopi sendiri, bibir rahim, bahkan ovarium.
2)
Saluran telur / tuba fallopi / oviduct
Tuba Fallopi atau Tabung Fallopi, yang dikenal juga sebagai
oviduk atau buluh rahim, adalah dua buah saluran yang sangat halus yang
menghubungkan ovarium mamalia betina dengan rahim. Saluran/tuba ini
dinamakan berdasarkan penemunya, ahli anatomi Italia, Gabriele Falloppio.
Tuba fallopi membentang sepanjang 5-7,6 cm dari tepi atas
rahim ke arah ovarium. Ujung dari tuba kiri dan kanan membentuk corong sehingga
memiliki lubang yang lebih besar agar sel telur jatuh ke dalamnye ketika
dilepaskan dari ovarium.
3)
Rahim/uterus
Rahim atau uterus adalah organ reproduksi betina
yang utama pada kebanyakan mamalia, termasuk manusia. Salah satu
ujungnya adalah serviks, membuka ke dalam vagina, dan ujung satunya
yang lebih luas, yang dianggap badan rahim. Rahim ditempatkan di pelvis dan dorsal (dan biasanya agak
kranial) ke kandung kemih dan ventral ke rektum. Rahim ditahan
pada tempatnya oleh beberapa ligamen. Rahim kebanyakan terdiri dari otot. Lapisan permanen jaringan itu
yang paling dalam disebut endometrium.
Pada kebanyakan mamalia, termasuk manusia, endometrium
membuat lapisan pada waktu-waktu tertentu yang, jika tak ada kehamilan terjadi,
dilepaskan atau menyerap kembali.
·
Tempat terjadinya menstruasi.
·
Tempat dimana ovum yang telah
dibuahi tertanam (implantasi) dan berkembang menjadi janin.
·
Mengeluarkan janin selama
persalinan.
4)
Vagina
Vagina (dari bahasa Latin yang makna
literalnya “pelindung” atau “selongsong”) adalah saluran berbentuk tabung yang
menghubungkan uterus ke bagian luar
tubuh. Vagina merupakan alat reproduksi pada mamalia betina, seperti halnya
penis pada mamalia jantan.
Vagina menghasilkan
berbagai macam sekresi seperti keringat, sebum, dan
sekresi dari kelenjar Bartholin dan
Skene pada vulva, cairan endometrial, dan oviductal (yang
berubah sesuai dengan siklus haid), cervical mucus, sel exfoliated. Sekresi
pada dinding vagina itu dapat meningkatkan gairah seksual.
Vagina merupakan organ reproduksi wanita yang sangat rentan
terhadap infeksi. Hal ini disebabkan batas antara uretra dengan anus sangat
dekat. pH vagina normal yaitu 3-3,5. http://intanriani.wordpress.com/alat-reproduksi-
b) Alat kelamin luar
Organ
kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma ke
dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme
penyebab infeksi. Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan
dengan dunia luar, sehingga mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan
menyebabkan infeksi kandungan. Mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui
hubungan seksual.
1)
Vulva
Vulva dibatasi oleh
labium mayor. Vulva sama dengan skrotum pada pria.
2)
Labium
Labium yaitu bibir
yang membatasi vulva, terdapat sepasang bibir besar di sebelah luar (labium mayor) dan sepasang bibir
kecil di sebelah dalam (labium minor). Labium mayor
terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (penghasil
minyak). Setelah puber, labium mayor akan ditumbuhi rambut. Labium minor
terletak tepat di sebelah dalam dari labium mayor dan mengelilingi lubang
vagina dan uretra.
3)
Klitoris
Labium minora kiri
dan kanan bertemu di depan dan membentuk klitoris, yang merupakan penonjolan kecil
yang sangat peka (sama dengan penis pada pria). Klitoris dibungkus oleh sebuah
lipatan kulit yang disebut preputium (sama dengan kulit
depan pada ujung penis pria). Klitoris sangat sensitif terhadap rangsangan dan
bisa mengalami ereksi. Labium mayor kiri dan kanan bertemu di bagian belakang
membentuk perineum, yang merupakan
suatu jaringan fibromuskuler diantara vagina dan anus.
Kulit yang
membungkus perineum dan labium mayor sama dengan kulit di bagian tubuh lainnya,
yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk sisik. Sedangkan selaput pada labium
minor dan vagina merupakan selaput lendir, lapisan dalamnya memiliki struktur
yang sama dengan kulit, tetapi permukaannya tetap lembab karena adanya cairan
yang berasal dari pembuluh darah pada lapisan yang lebih dalam. Karena kaya
akan pembuluh darah, maka labium minora dan vagina tampak berwarna pink.
4)
Lubang vagina
Lubang pada vagina
disebut introitus dan daerah
berbentuk separuh bulan di belakang introitus disebut forset. Jika ada rangsangan, dari
saluran kecil di samping introitus akan keluar cairan (lendir) yang dihasilkan
oleh kelenjar bartolin. Uretra terletak di depan vagina dan merupakan lubang tempat
keluarnya air kemih dari kandung kemih.
Lubang vagina
dikeliling oleh himen (selaput dara).
Kekuatan himen pada setiap wanita bervariasi, karena itu pada saat pertama kali
melakukan hubungan seksual, himen bisa robek atau bisa juga tidak.
http://andikapriastana.blogspot.com/2011/12
5)
Kelenjar payudara
Kelenjar ini
terletak diantara iga ke-2 sampai dengan iga ke-6. Kelenjar ini terdiri atas
15-20 lobus yang dipisah-pisahkan oleh jaringan lemak. Setiap lobus dibagi lagi
oleh jaringan ikat menjadi lobulus-lobulus. Pada setiap lobulus terdapat
kumpulan kelenjar-kelenjar keringat yang disebut alveoli. Saluran-saluran
kelenjar payudara pada satu lobus berkumpul menjadi duktus mamilaris. Dekat puting susu
saluran ini melebar menjadi ampulla yang berfungsi
sebagai tempat penampungan air susu.
Kulit sekitar puting
susu berwarna kehitaman dan kasar disebut areola. Hitamnya areola
karena adanya pigmen melanin dan kasarnya karena terdapat muara-muara kelenjar
keringat.
Fungsi utama dari
payudara adalah memproduksi dan mengeluarkan air susu ibu dari mamae. http://www.tanyadok.com/kesehatan/payudara-anda-tak-sama-besar
Kedua proses diatas
disebut laktasi. Sekresi air susu
ibu oleh alveoli dipengaruhi oleh hormon prolaktin yang berasal dari
adenohipofisis.
B.
PROSES REPRODUKSI
Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis.
Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup
pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel,
yang bertujuan untuk membentuk sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di
tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis. Dinding tubulus
seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal
(jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis.
Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam
ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250
lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel
germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium=tunggal).
Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus
seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri,
sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan
tertentu untuk membentuk sperma.
Pada tubulus seminiferus terdapat sel-sel induk spermatozoa
atau spermatogonium, sel Sertoli, dan sel Leydig. Sel Sertoli
berfungsi memberi makan spermatozoa sedangkan sel Leydig yang
terdapat di antara tubulus seminiferus berfungsi menghasilkan testosteron.
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja
beberapa hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis yaitu:
1.
LH (Luteinizing Hormone) merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon
testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat
kelamin sekunder.
2.
FSH (Folicle Stimulating Hormone) merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen
Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses
spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis.
Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga
tahap yaitu:
a.
Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang mengalami mitosis berkali-kali
yang akan menjadi spermatosit primer. Spermatogonia merupakan struktur primitif
dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia
ini mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit
primer.
Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23
kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut
spermatogonia tipe A. Spermatogonia tipe A membelah secara mitosis menjadi
spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini
akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid Spermatosit
primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis.
Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
b.
Tahapan
Meiois
Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma
makin banyak dan segera mengalami meiosis I menghasilkan spermatosit sekunder
yang n kromosom (haploid). Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara
meiosis II membentuk empat buah spermatid yang haploid juga.
Sitokenesis pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel
benih yang lengkap terpisah, tapi masih berhubungan lewat suatu jembatan
(Interceluler bridge). Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II
memiliki inti yang gelap.
c.
Tahapan
Spermiogenesis
Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa
yang meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase
pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa (sperma) masak. Ketika
spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel
epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat
bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor. http://www.tutorvista.com/content/biology/
Bila spermatogenesis sudah
selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding Protein Testosteron) tidak
diperlukan lagi, sel Sertoli akan menghasilkan hormon inhibin
untuk memberiumpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang
dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar
cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal
sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi, seorang laki-laki dapat
mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa.
Sperma diproduksi di testis, organ reproduksi pria. Pria
mulai memproduksi sperma saat pubertas (kurang lebih usia 15 tahun), dan
sebagian besar pria mempunyai sperma dewasa sampai usia tua. Sperma diproduksi
sebanyak 300 juta per hari, dan mampu bertahan hidup selama 48 jam setelah
ditempatkan di dalam vagina sang wanita. Rata-rata volume air mani untuk setiap
ejakulasi adalah 2.5 sampai 6 ml, dan rata-rata jumlah sperma yang
diejakulasikan adalah 40-100 juta per ml.
Spermatozoa masak terdiri dari:
- Kepala (caput), terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma, mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya. Pada bagian membran permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.
- Leher (cervix), menghubungkan kepala dengan badan.
- Badan (corpus), banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma.
- Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masak ke dalam vas deferen dan ductus ejakulotoris.
http://iwansingkep.blogspot.com/2010/04/blog-post.html
C.
PENYAKIT
1.
Gangguan Pada Sistem Reproduksi Pria
a.
Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi
testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen
dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak
adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
b.
Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari
satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada
waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human
chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga,
dilakukan pembedahan.
c.
Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra
dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang
paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma
urealyticum atau virus herpes.
d.
Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat
yang sering disertai dengan peradangan pada uretra. Gejalanya berupa
pembengkakan yang dapat menghambat uretra sehingga timbul rasa nyeri bila buang
air kecil. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun
bukan bakteri.
e.
Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering
terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E.
coli dan Chlamydia.
f.
Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis
yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat
menyebabkan infertilitas.
g.
Anorkidisme
Anorkidisme adalah penyakit dimana
testis hanya bejumlah satu atau tidak ada sama sekali.
h.
Hyperthropic prostat
Hyperthropic prostat adalah pembesaran
kelenjar prostat yang biasanya terjadi pada usia-usia lebih dari 50 tahun.
Penyebabnya belum jelas diketahui.
http://yakonsidauninsulin.blogspot.com/2012/11/
i.
Hernia inguinalis
Hernia merupakan protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah
dari dinding rongga yang bersangkutan.
j.
Kanker prostat
Gejala kanker prostat mirip dengan
hyperthropic prostat. Menimbulkan banyak kematian pada pria usia lanjut.
k.
Kanker testis
Kanker testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar),
yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam
skrotum (kantung zakar).
l.
Impotensi
Impotensi yaitu
ketidakmampuan ereksi ataupun mempertahankan ereksi penis pada pada hubungan
kelamin yang normal.
m.
Infertilitas (kemandulan)
Yaitu ketidakmampuan menghasilkan ketururan. Infertilitas dapat disebabkan
faktor di pihak pria maupun pihak wanita. Pada pria infertilitas didefinisikan
sebagai ketidakmampuan mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat disebabkan oleh:
·
Gangguan
spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar radio aktif, terkena
racun, infeksi, atau gangguan hormon.
·
Tersumbatnya
saluran sperma.
·
Jumlah
sperma yang disalurkan terlalu sedikit.
2. Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita
a.
Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore
primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi
sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amenore sekunder
adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang
yang tengah mengalami siklus menstruasi.
Umumnya siklus
menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan
30 hari) yaitu sebagai berikut: Pada hari 1
sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang
dirangsang oleh hormon FSH. http://intanriani.wordpress.com/siklus-menstruasi-pada-wanita/
Pada saat
tersebut sel oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid.
Saat folikel berkembang menjadi folikel de Graaf
yang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang
merangsang keluarnya LH dari hipofisis.
Estrogen yang keluar berfungsi
merangsang perbaikan dinding uterus yaitu endometrium yang habis terkelupas
waktu menstruasi, selain itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan
memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel de Graaf
yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14, waktu di
sekitar terjadinya ovulasi
disebut fase estrus.
Selain itu, LH merangsang folikel yang
telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning (Corpus Luteum). Badan kuning menghasilkan hormon
progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan
pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio. Periode ini disebut fase luteal, selain itu progesteron juga
berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH, akibatnya korpus luteum mengecil
dan menghilang, pembentukan progesteron berhenti sehingga pemberian nutrisi
kepada endometriam terhenti, endometrium menjadi mengering dan selanjutnya akan
terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut
fase perdarahan atau fase menstruasi.
Oleh karena tidak ada progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan
proses oogenesis kembali.
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
1)
FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk
merangsang hipofisis mengeluarkan FSH.
2)
LH-RH (luteinizing hormone releasing
hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH.
3)
PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk
mengeluarkan prolaktin
Masa subur
adalah masa dimana akan terjadi kehamilan pada saat fertilisasi. Pada masa itulah,
sel telur yang dihasilkan berada dalam keadaan siap untuk dibuahi.
Pada Ti
Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
1)
Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu
endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan
hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah.
2)
Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai
hari ke-14. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana
terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk
perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12
sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (disebut ovulasi).
3)
Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi.
Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk
membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim).
http://intanriani.wordpress.com/siklus-menstruasi-pada-wanita/
b.
Kanker vagina
Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena
iritasi yang diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain
dengan kemoterapi dan bedah laser.
c.
Kanker serviks
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh
lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus,
oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.
d.
Kanker ovarium
Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat
pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan
vagina abnormal. Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.
e.
Kanker rahim
Kanker rahim (uterus) atau yang sebenarnya adalah kanker jaringan
endometrium adalah kanker yang sering terjadi di endometrium, tempat dimana
janin tumbuh, sering terjadi pada wanita usia 60-70 tahun.
f.
Kanker payudara
Yaitu tumor yang
bersifat ganas. Kanker payudara banyak terdapat
pada wanita yang telah menopause. Pengobatannya dengan operasi, sinar radio
aktif, dan obat-obatan.
g.
Fibroadenoma
Yaitu tumor yang
bersifat jinak. Gejalanya berupa benjolan kenyal pada payudara. Pengobatannya
dengan operasi.
h.
Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar
uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus,
misalnya di paru-paru. Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa
sakit dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat
menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian
obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser.
i.
Infeksi vagina
Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi
vagina menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan
kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri.
j.
Condyloma
Yaitu tumbuhnya bejolan keras berbungkul seperti bunga kol atau jengger
ayam atau dikenal sebagai kutil kelamin. Kutil kelamin atau condyloma merupakan
penyakit menular seksual yang disebabkan oleh human papilloma virus
(HPV), atau virus yang menyebabkan keganasan pada jaringan. Penyakit ini
ditularkan melalui kontak langsung secara seksual dengan penderita HPV lainnya.
Penyakit ini ditemukan di seputar alat kelamin bagian luar, di dalam liang
vagina, di sekitar anus, hingga mulut rahim.
Jika sampai menginfeksi leher rahim, dapat menyebabkan kanker mulut rahim
atau kanker serviks. Kutil kelamin dapat diobati dengan obat oles, suntik,
maupun tindakan operasi. Untuk tindakan operatif dapat dilakukan dengan
menggunakan alat kotter (pemotong) oleh tenaga medis. Pengobatan bisa
dilakukan dengan obat topikal (oles).
k.
Bartolinitis
Yaitu infeksi pada kelenjar bartolin. Bartolinitis dapat menimbulkan
pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai
dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai
demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah. Bartolinitis disebabkan
oleh infeksi kuman pada kelenjar bartolin yang terletak di bagian dalam vagina
agak keluar.
Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia, Gonorrhea, dsb. Bartolinitis dapat
menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan pelumas vagina. Akibat penyumbatan ini, lama kelamaan cairan memenuhi kantong kelenjar
sehingga disebut sebagai kista (kantong berisi cairan). Untuk mengatasinya, pemberian antibiotik untuk mengurangi radang dan
pembengkakan. Jika terus berlanjut, dokter akan melakukan tindakan operatif
untuk mengangkat kelenjar yang membengkak.
l.
Vulvovaginatis
Merupakan suatu peradangan pada vulva dan vagina yang sering menimbulkan
gejala keputihan (flour albus) yaitu keluarnya cairan putih/putih kehijauan
dari vagina. Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme
misalnya Gardnerella vagimalis, Trichomonas vaginalis, Candida
albicans, virus herpes, Candyloma accuminata, dll.
m.
Candidiasis/keputihan
Yaitu munculnya gumpalan seperti endapan susu berwarna putih. Disebabkan
karena infeksi jamur Candida albicans. Keputihan ini dapat muncul
akibat ketidakseimbangan hormonal yang disebabkan oleh kegemukan, pasca
menstruasi, kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi hormonal, pengunaan
obat-obatan steroid, kondisi organ intim yang terlalu lembap, dan lainnya. Juga
bisa merupakan akibat dari gula darah yang tidak terkontrol. Penanganan untuk
candidiasis cukup dengan menjaga kebersihan dan kelembapan organ intim wanita.
Peggunaan sabun khusus pembersih vagina dan menjaga agar di bagian intim tak
terlalu lembap bisa dilakukan. Namun, jika memang tak tertahankan dan
menimbulkan gatal yang amat sangat, dapat diberikan obat antijamur misalnya
triazol atau imidazol.
n.
Kista ovarium
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau
ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang
terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium.
o.
Infertilitas (kemandulan)
Pada wanita infertilitas disebabkan oleh:
·
Kerusakan pada ovarium karena infeksi, racun, atau sinar
radio aktif sehingga pembentukan ovum terganggu.
·
Penyumbatan pada tuba fallopi.
·
Gangguan sistemik, misalnya gangguan hormon, diabetes
mellitus, dsb
p.
Sexually Transmitted Disease
Selain kelainan-kelainan di atas, ada
juga beberapa penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin (Sexually
Transmitted Disease), yaitu:
q.
Syphilis
Syphilis ialah penyakit menular yang
disebabkan oleh suatu bakteri berbentuk spiral yaitu Treponema pallidum.
Penyakit ini dapat menyerang berbagai organ dalam tubuh, dapat ditularkan
melalui hubungan seksual atau badaniah yang intim (misalnya ciuman), melalui
transfusi darah, serta melalui plasenta dari ibu ke bayinya.
r.
Gonorrhoea
Gonorrhoea ialah suatu penyakit akut
yang menyerang selaput lendir dari uretra, serviks, rectum, kadang-kadang mata.
Penyakit ini disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae.
s.
Herpes Simplex Genitalis
Merupakan gangguan pada bagian luar
kelamin berupa gelembung-gelembung berisi cairan. Gelembung air diakibatkan
karena infeksi virus Herpes (HSV2). Gejalanya dapat berupa demam dan
menimbulkan sensasi perih bila tersentuh. Bila menginfeksi sampai bagian dalam
organ intim wanita, virus ini bisa menyebabkan nyeri sendi hingga rasa pegal di
area pinggang. Pengobatan penyakit ini dengan obat antivirus. Pencegahannya
dilakukan dengan menjaga daerah organ intim agar tidak terlalu lembap dan tetap
bersih.
DAFTAR PUSTAKA
Sumardi, Yosaphat, dkk. 2009. Konsep Dasar IPA SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Widodo, Eko, dkk . 2006. Alamku Sains 6 untuk Sekolah Dasar Kelas 6.
Jakarta: Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar