RESUME FILSAFAT
PENDIDIKAN
Tentang
WAWASAN
FILSAFAT PENDIDIKAN
Oleh
KELOMPOK 5 :
1.
VINA IASHA (1200586)
2.
EZY ZURRIYATI (1200651)
3.
ANGGIA RAHMADINI (1200631)
DOSEN PEMBIMBING: Dra.
Rahmatina M.Pd
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI
PADANG
2013
WAWASAN TENTANG FILSAFAT PENDIDIKAN
A. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Pengertian
(definisi) tentang Filsafat Pendidikan yang telah dikemukakan oleh para ahli
a) Al-Syaibany, filsafat pendidikan ialah aktifitas
pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat tersebut sebagai jalan untuk
mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan. Artinya, bahwa
filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang
diupayakan untuk mencapainya, maka filsafat pendidikan dan pengalaman
kemanusian merupakan faktor yang integral atau satu kesatuan.
b) Barnadib, filsafat pendidikan yakni ilmu yang
pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang
pendidikan. Karenanya, dengan bersifat filosofis, bermakna bahwa filsafat
pendidikan merupakan aplikasi sesuatu analisa filosofis terhadap bidang
pendidikan.
c) Omar mohammad al thourbani, Filsafat pendidikan adalah sebagai
aktivitas pemikiran yang diatur yang menjadikan filsafat itu sebagai jalan
untuk mengatur,menyelaraskan memadukan proses pendidikan.
d) Kil Petrik,
filsafat pendidikan adalah menyelidiki perbandingan pengaruh dari filsafat yang
bersaingan daalm proses pendidikan dan pembinaan watak.
e) Ali Saifullah,
dalam bukunya “Antara Filsafat dan
Pendidikan, filsafat pendidikan adalah sebagai suatu lapangan studi mengarahkan
pusat perhatiannya dan memusatkan kegiatannya pada dua fungsi atas normatif
ilmiah, yaitu :
·
Kegiatan merumuskan dasar-dasar dan tujuan-tujuan
pendidikan, konsep tentang sifat hakikat manusia, serta konsepsi hakikat dan
segi-segi pendidikan serta isi moral pendidikannya.
·
Kegiatan merumuskan sistem atau teori
pendidikan (science of education) yang meliputi politik pendidikan, kepemimpinan
pendidikan dan pengajaran termasuk pola-pola akulturasi dan peranan pendidikan
dalam pembangunan masyarakat dan Negara.
Jadi, Filsafat pendidikan yaitu filsafat yang dituangkan
sesuai dengan masalah pendidikan yang ada dalam penglihatan pihak yang menerapkan
pendidikan itu. Filsafat pendidikan yaitu ilmu yang membahas tentang
masalah-masalah pendidikan secara mendalam dan sistematis serta menyeluruh,
baik yang mencakup asas dan tujuan maupun mengenai masalah-masalah yang
menyangkut dengan kurikulum,metode, alat, faktor pendidikan dan
mengintegrasikan semua ilmu pengetahuan yang menjadi dasar pendidikan.
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi
manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun
karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan
hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan
bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis,
dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah
filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
Beberapa
aliran filsafat pendidikan :
a.
Filsafat
pendidikan progresivisme. yang didukung oleh filsafat pragmatisme.
b.
Filsafat
pendidikan esensialisme. yang didukung oleh idealisme dan realisme; dan
c.
Filsafat
pendidikan perenialisme yang didukung oleh idealisme.
Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum.
Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak
pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut
progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru
antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kehudayaan. Belajar
berfungsi untuk :mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat
kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu
kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
B. SUBJEK/OBJEK
FILSAFAT PENDIDIKAN
Objek
filsafat meliputi :
a. Objek material yaitu segala sesuatu
yang menjadi permasalahan dalam pendidikan,meliputi segala pengetahuan manusia
serta segala sesuatu apa saja yang ingin diketahui manusia.
b. Objek formal yaitu segala sesuatu
yang bersifatr non fragmentaris,karena filsafat mencari pengertian realita secara
luas dan mendalam.
Hakekekat
manusia sebagai subjek didik mengandung pengertian sebagai berikut :
- sebagai subjek didik, manusia
bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri,
- sebagai subjek didik, manusia
mempunyai potensi, baik fisik maupun psikis yang berbeda-beda,
Berfikir merupakan subjek dari filsafat pendidkan akan tetapi tidak semua berfikir
berarti berfilsafat. Subjek filsafat pendidikan adalah seseorang yang berfikir/
memikirkan hakekat sesuatu dengan sungguh dan mendalam tentang
bagaimanan memperbaiki pendidikan.
Secara makro (umum) apa yang menjadi obyek pemikiran
filsafat, yaitu dalam ruang lingkup yang menjangkau permasalahan kehidupan
manusia, alam semesta dan sekitarnya adalah juga obyek pemikiran filsafat
pendidikan. Tetapi secara mikro (khusus) yang menjadi obyek filsafat pendidikan
meliputi:
a. Merumuskan secara tegas sifat
hakikat pendidikan (The Nature of Education).
b. Merumuskan sifat hakikat manusia
sebagai subyek dan obyek pendidikan (The Nature Of Man).
c. Merumuskan secara tegas hubungan
antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan kebudayaan.
d. Merumuskan hubungan antara filsafat,
filsafat pendidikan dan teori pendidikan.
e. Merumuskan hubungan antara filsafat
negara (ideologi), filsafat pendidikan dan politik pendidikan (sistem pendidikan).
f. Merumuskan sistem nilai norma atau
isi moral pendidikan yang merupakan tujuan pendidikan.
Dengan demikian dari uraian tersebut diproleh suatu
kesimpulan bahwa yang menjadi obyek filsafat pendidikan ialah semua aspek yang
berhubungan dengan upaya manusia untuk mengerti dan memahami hakikat pendidikan
itu sendiri, yang berhungan dengan bagaimana pelaksanaan pendidikan dan
bagaimana tujuan pendidikan itu dapat dicapai seperti yang dicita-citakan.
C. RUANG
LINGKUP FILSAFAT
Pola dan sistem berpikir filosofis demikian dilaksanakan
dalam ruang lingkup yang menyangkut bidang-bidang sebagai berikut:
a. Cosmologi yaitu suatu pemikiran
dalam permasalahan yang berhubungan dengan alam semesta, ruang dan waktu,
kenyataan hidup manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan, serta proses kejadian
kejadian dan perkembangan hidup manusia di alam nyata dan sebagainya.
b. Ontologi yaitu suatu pemikiran
tentang asal-usul kejadian alam semesta, dari mana dan kearah mana proses
kejadiannya. Pemikiran ontologis akhirnya akan menentukan suatu kekuatan yang
menciptakan alam semesta ini, apakah pencipta itu satu zat (monisme) ataukah
dua zat (dualisme) atau banyak zat (pluralisme). Dan apakah kekuatan penciptaan
alam semesta ini bersifat kebendaan, maka paham ini disebut materialism
Menurut Jalaludin & Idi (2007: 24) secara mikro yang menjadi ruang
lingkup filsafat pendidikan meliputi
a. Merumuskan
secara tegas sifat hakikat pendidikan (the nature of education);
2. Merumuskan
sifat hakikat manusia, sebagai subjek dan objek pendidikan (the nature of man);
3. Merumuskan
secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan kebudayaan;
4. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, dan teori
pendidikan;
5. Merumuskan hubungan antara filsafat
Negara (ideologi), filsafat pendidikan dan
politik pendidikan (sistem pendidikan);
6. Merumuskan
sistem nilai-norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan pendidikan.
Dengan
demikian, dari uraian di atas diperoleh suatu kesimpulan bahwa
yang menjadi ruang lingkup filsafat pendidikan itu ialah semua aspek yang
berhubungan dengan upaya manusia untuk mengerti dan memahami hakikat
pendidikan itu sendiri, yang berhubungan dengan bagaimana pelaksanaan pendidikan
yang baik dan
bagaimana tujuan pendidikan itu dapat dicapai seperti yang dicita-citakan.
Ruang
Lingkup Filsafat Pendidikan Islam
Muzayyin Arifin menyatakan bahwa mempelajari filsafat
pendidikan Islam berarti memasuki arena pemikiran yang mendasar, sistematik.
Logis, dan menyeluruh (universal) tentang pendidikan, yang tidak hanya
dilatarbelakangi oleh pengetahuan agama Islam saja, melainkan menuntut kita
untuk mempelajari ilmu-ilmu lain yang relevan. Pendapat ini memberi petunjuk
bahwa ruang lingkup filsafat Pendidikan Islam adalah masalah-masalah yang
terdapat dalam kegiatan pendidikan, seperti masalah tujuan pendidikan, masalah
guru, kurikulum, metode, dan lingkungan.
Dalam rangka menggali, menyusun, dan mengembangkan pemikiran
kefilsafatan tentang pendidikan terutama pendidikan Islam, maka perlu diikuti
pola dan pemikiran kefilsafatan pada umumnya. Adapun pola dan sistem pemikiran
kefilsafatan sebagai suatu ilmu adalah:
a. Pemikiran kefilsafatan harus
bersifat sistematis, dalam arti cara berfikirnya bersifat logis dan rasional
tentang hakikat permasalahan yang dihadapi. Hasil pemikirannya tersusun secara
sistematis artinya satu bagian dengan bagian lainnya saling berhubungan.
b. Tinjauan terhadap permasalahan yang
dipikirkan bersifat radikal artinya menyangkut
persoalan yang mendasar sampai keakar-akarnya.
persoalan yang mendasar sampai keakar-akarnya.
c. Ruang lingkup pemikirannya bersifat
universal, artinya persoalan-persoalan yang dipikirkan mencakup hal-hal yang
menyeluruh dan mengandung generalisasi bagi semua jenis dan tingkat kenyataan
yang ada di alam ini, termasuk kehidupan umat manusia, baik pada masa sekarang
maupun masa mendatang.
d. Meskipun pemikiran yang dilakukan lebih bersifat spekulatif,
artinya pemikiran-pemikiran yang tidak didasari dengan pembuktian-pembuktian
empiris atau eksperimental (seperti dalam ilmu alam), akan tetapi mengandung
nilai-nilai obyektif. Dimaksud dengan nilai obyektif oleh permasalahannya
adalah suatu realitas (kenyataan) yang ada pada obyek yang dipikirkannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://dzakiyahjuanda.blogspot.com/2011/03/filsafat-pendidikan-pengertian-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar